Menggendong Bayi Menghadap Depan Adalah Posisi Yang Salah
Ada
berbagai cara menggendong bayi yang bisa dilakukan orangtua ketika
sedang bepergian. Tapi menggendong bayi dengan menghadap ke depan bisa
membuat bayi menjadi stres.
Cathrine Fowler seorang profesor
keperawatan keluarga dan anak menuturkan anak-anak atau bayi akan merasa
ketakutan jika ia dibawa dalam gendongan atau dorongan kereta bayi yang
terlihat jauh dari orangtuanya.
“Gendongan bayi yang menghadap ke depan
akan membuat bayi seperti dibombardir oleh stimulus atau rangsangan,
sehingga menciptakan situasi yang sangat stres bagi bayi,” ujar Fowler,
seperti dikutip dari Dailymail.
Profesor Fowler menuturkan kondisi ini
akan membuat kaki dan tangan bayi bergoyang-goyang. Jika tidak
mempertimbangkan perspektif si bayi, maka secara tidak sengaja orangtua
cukup kejam terhadap anak-anaknya.
Stimulasi Berlebihan.
Ketika bayi digendong menghadap depan, ia
akan menerima stimulasi yang terlalu berlebihan dari sekelilingnya.
Terlalu banyak hal yang bisa dilihat bayi dalam waktu cepat yang bisa
menyebabkan ia menjadi over-excited. Sama halnya seperti saat kita naik
roller-coaster, terasa menyenangkan dan seru selama 10 – 15 menit. Tapi
apakah masih terasa menyenangkan bila kita naik roller-coaster lebih
lama dari itu?
Rasa Tidak Aman Pada Bayi.
Dalam posisi menghadap depan ini,
orangtua berada di belakang bayi, sehingga tidak terlihat oleh bayi. Hal
ini menyebabkan bayi seringkali merasa sendirian sehingga bisa
menimbulkan kecemasan karena terpisah dari orangtuanya (separation
anxiety). Apabila bayi bisa setiap saat melihat wajah orangtuanya, ia
akan lebih mudah mengembangkan rasa percaya dan rasa aman, yang akan
membantunya lebih percaya diri menjelajah lingkungan sekitarnya, karena
ia yakin orangtuanya ada di dekatnya apabila ia membutuhkan bantuan.
Faktor Ergonomis Dan Tulang Belakang Bayi.
Ketka bayi digendong menghadap depan,
posisi bayi agak condong ke depan sehingga tidak nyaman dan tidak alami
apabila dibandingkan dengan posisi digendong menghadap orangtuanya. Coba
bayangkan bila kita memeluk seseorang dari belakang punggungnya dan
memeluk berhadapan. Mana yang terasa lebih nyaman? Karena bayi cenderung
condong ke depan, kain gendongan harus bisa “menarik” bayi untuk
menjaga agar bayi tidak jatuh ke depan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
posisi ini bisa memberikan tekanan-tekanan dan rasa sakit pada tulang
punggung bayi. Bila bayi digendong di posisi ini dalam waktu yang lama,
bisa menyebabkan tulang belakang bayi melengkung. Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah, posisi menggendong menghadap depan juga menimbulkan
tekanan dan rasa sakit pada punggung orangtua yang menggendongnya,
karena tidak alami dan melawan gravitasi.
Menggantung.
Bayangkan apabila Anda berada dalam
posisi menggantung sebagaimana bayi yang digendong menghadap depan.
Kira-kira apa yang Anda rasakan? Selain tidak nyaman, penelitian juga
menunjukkan bahwa posisi menggantung seperti ini menyebabkan adanya
tekanan pada tulang punggung bayi. Ada juga dugaan bahwa posisi ini bisa
menyebabkan hip dysplasia (pergeseran sendi antara tulang pinggul dan
tulang paha) pada bayi. Ketika bayi berada dalam posisi menggantung,
seluruh bobot bayi tertumpu pada tulang belakangnya. Bandingkan dengan
posisi digendong menghadap orangtuanya, di mana bayi berada dalam posisi
duduk yang normal, sehingga tumpuan bobot ada pada pinggul dan paha
atas.
Walaupun belum ada bukti penelitian yang
akurat bahwa posisi menggantung ini bisa menyebabkan hip dysplasia,
mengingat kondisi fisik dan psikis bayi masih dalam tahap perkembangan,
kami meyakini setiap tindakan yang dilakukani (sekecil apa pun) saat
menggendong bayi menghadap depan bisa mempengaruhi tulang punggung bayi
dan bisa menyebabkan pergeseran sendi antara tulang pinggul dan tulang
pahanya, sehingga meningkatkan risiko munculnya hip dysplasia pasca
kelahiran.
Posisi menggendong yang optimal adalah
bayi menghadap orangtuanya. Seperti yang sudah diuraikan di atas, secara
psikis, posisi ini tidak menyebabkan stimulasi berlebihan pada bayi
serta bayi akan merasa lebih aman dan percaya diri karena bisa melihat
orangtuanya setiap saat. Selain itu, bayi juga tetap bisa leluasa
bergerak. Ia bisa menoleh ke kanan atau ke kiri sesukanya dan hal ini
justru akan membantu perkembangan otot leher bayi. Sebagai alternatif,
apabila bayi ingin lebih leluasa melihat sekelilingnya, Anda bisa
menggunakan posisi menggendong di pinggul Anda, sehingga bayi tetap
berada pada posisi duduk yang normal namun bisa melihat sekelilingnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar